Pumpunan – Sosiologi sastra adalah gabungan dua disiplin ilmu, yaitu sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu socius (berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman) dan logos (berarti bersabda, perkataan, perumpamaan). Perkembangan berikutnya socius berarti masyarakat dan logos berarti ilmu.
Menurut Damono (1994:6), sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses sosial. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat itu hidup, bagaimana ia berlangsung dan bagaimana ia tetap ada. Menurut Ratna (2011:1), sosiologi adalah ilmu mengenai asal-usul dan pertumbuhan masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antarmanusia dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional, dan empiris. Menurut Asri (2010:6) sosiologi sastra adalah studi tentang pemahaman karya yang mengkaji kerelevanan antara realitas objektif dengan realitas imajinatif dengan mempertimbangakan aspek-aspek kemasyarakatan.
Baca Juga:
Metode Penelitian Sastra
Kajian sosiologi sastra dapat menemukan kerelevanan antara realitas imajinatif dengan realitas objektif. Semakin tinggi kerelevanan antara realitas imajinatif dengan realitas objektif, maka akan semangkin bernilai pula karya itu (Asri, 2010:9). Jadi sosiologi sastra ialah ilmu yang mempelajari kerelevanan antara karya dengan masyarakat.
Kesamaan sosiologi dengan sastra ialah objeknya sama yaitu sama-sama berurusan dengan manusia dalam masyarakat yang di dalamnya terdapat usaha manusia untuk menyesuaikan diri dan usaha mengubah masyarakat itu. Perbedaan sosiologi dengan sastra ialah sosiologi fokus kepada kajian realita objektif, sedangkan sastra fokus pada kajian realitas imajinatif. Kajian sosiologi sastra yang mendominasi adalah teori-teori yang berhubungan dengan sastra, sedangkan teori-teori tentang sosiologi hanya sebagai pelengkap.
Baca Juga:
Pembahasan Lengkap Penokohan pada Unsur Intrinsik Novel
Menurut Asri (2010:3), sosiologi sastra berdasarkan prinsip bahwa karya sastra merupakan refleksi masyarakat dan melingkupi penulis pada zaman karya itu ditulis. Sejalan dengan itu, Endraswara (2013:77) menyatakan bahwa karya sastra yang berhasil ialah karya yang mampu merefleksikan zamannya. Ada tiga klasifikasi yang berkaitan dengan sosiologi sastra, yaitu: sosiologi pengarang, sosiologi karya sastra, dan sosiologi pembaca.
Sosiologi pengarang berkaitan dengan dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang, dan ideologi. Sosiologi karya sastra membahas mengenai isi karya sastra, tujuan atau amanat, dan hal-hal lain yang tersirat dalam karya Sastra itu sendiri dan berkaitan dengan masalah sosial. Sosiologi pembaca berkaitan dengan masalah pembaca dan pengaruh sosial karya sastra terhadap pembaca.
Baca Juga: Daftar Artikel Sastra
Yuk, ikuti kami di Twitter dan Facebook untuk dapat info menarik terbaru.
Referensi
- Asri, Yasnur. 2010. Sosiologi Sastra: Teori dan Terapan. Padang:Tirta Mas.
- Damono, Supardi Djoko. 1984. Sosiologi Sastra. Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
- Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra.Yogyakarta: CAPS.
- Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Antropologi Sastra: Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.