Kisah Nabi Ibrahim Melawan Penyembah Berhala

oleh
Kisah Nabi Ibrahim Melawan Berhala
Ilustrasi: Bangunan Ka’bah ditinggikan oleh Nabi Ibrahim As dan Ismail As

Pumpunan – Kisah Nabi Ibrahim As patut menjadi pedoman umat muslim untuk selalu taat kepada Allah Swt. Ibrahim merupakan putra Azar (Tarih) bin Tanur bin Saruj bin Rau’ bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S. Ia lahir pada masa kerajaan “Babylon” yang dipimpin oleh seorang raja bernama “Namrud bin Kan’aan.

Sebelum melanjutkan cerita Nabi Ibrahim alangkah baiknya membaca kisah nabi sebelumnya Kisah Nabi Shaleh di Tengah Kaum Pemahat Gunung Batu

Dikisahkan Ibrahim berasal dari keluarga pembuat patung berhala namun ia  menentang keras profesi keluarganya itu. Perlawanan terus dilakukannya hingga akhirnya ia menghancurkan patung berhala dengan cara yang cerdik dan mendirikan bangunan ka’bah. Atas perintah Allah SWT ia bersedia mengorbankan anaknya yaitu Ismail. Namun saat akan disembelih Allah mengganti Ismail dengan seekor domba. 

Ia juga dikenal dengan ayah para nabi karena banyak nabi berasal dari keturunannya. Kisah Nabi Ibrahim hingga saat ini masih menjadi tauladan bagi umat Islam yang taat. Berikut kisah lengkap Nabi Ibrahim. Berikut kisah lengkapnya.

Baca Juga: Cerita Lengkap 25 Nabi dan Rasul Allah

Raja Namrud

Namrud bin Kan’aan bin Kush bin Sam bin Nuh. Ia dikenal sebagai raja yang bergelimang harta, cadangan makanan yang melimpah, memiliki banyak tentara, dan istana megah. Namun sombong dengan karunia yang diberikan Allah tersebut bahkan mengaku sebagai tuhan.

Rakyat kerajaan tersebut dimakmurkan Allah dengan tanaman subur dan air yang melimpah. Namun mereka hidup dengan menyembah patung berhala dan jauh dari Allah. Mereka tidak saja menyembah patung namun juga bintang, dan raja-raja.

Pada suatu ketika Namrud mendapatkan mimpi (ada yang menyebut sebuah ramalan) bahwa akan ada seorang anak yang akan menghancurkan dan menggulingkan kerajaan dan kedudukannya. Takut dengan hal tersebut ia memerintahkan bawahannya untuk membunuh seluruh bayi yang baru lahir.  

Baca Juga: Ka’bah Sebagai Simbol Perlawanan Terhadap Berhala

Kelahiran Ibrahim Disembunyikan

Takut dengan ancaman sang raja yang sombong, sang ibu menyembunyikan kelahiran Ibrahim di dalam sebuah goa. Sehingga dengan izin Allah ia bisa selamat dari keputusan zalim Namrud. Pada saat kelahirannya berhala yang mulanya berdiri kokoh berjatuhan serta balkon kerajaan Namrud ambruk dan mahkota di kepalanya jatuh.

Setelah beranjak remaja, Ibrahim mencari tuhan dengan berbagai cara. Dalam pencarian tersebut Ibrahim sering bertanya kepada ayahnya (ada menyebut pamannya karena ayahnya telah meninggal) mengenai tuhan yang sesungguhnya. Hal tersebut karena menurutnya menyembah patung merupakan suatu kesia-siaan. Tuhan tidak dibuat oleh penciptanya sendiri.

Bahkan pada waktu kecil ia sudah menunggangi patung-patung berhala yang dibuat oleh ayahnya sehingga ayahnya marah kepadanya. 

Pemikiran kritis Ibrahim tersebut merupakan rahmat dari Allah. Allah membuat Ibrahim memiliki pemikiran yang cerdas dan kritis serta mengutusnya sebagai penyampai keberadaan-Nya.

Nabi Ibrahim Berdakwah dan Menghancurkan Berhala

Ibrahim mengalami kesulitan dalam berdakwah karena selain mayoritas penduduk di daerahnya menyembah berhala. Bahkan pembuat patung berhala merupakan ayahnya sendiri. Penduduk pada masa itu menganggap bahwa kepercayaan turun temurun lebih kuat daripada ajaran Ibrahim.

Meskipun mendapatkan penolakan keras Ibrahim As tetap menyebarkan ajaran tauhid dan mengesakan Allah kepada penduduk di sana. Hingga akhirnya sedikit demi sedikit ia memiliki pengikut namun sebagian masih secara sembunyi-sembunyi karena takut. 

Namun sumber lainnya disampaikan bahwa pengikut Ibrahim pada saat itu hanya satu laki-laki dan satu perempuan. Laki-laki itu ialah Luth yang menjadi nabi setelahnya sedangkan yang perempuan itu bernama Sarah yang menjadi istrinya.

Karena perlawanan Ibrahim terhadap berhala membuat sang ayah marah dan mengusirnya. Namun pada suatu ketika akan dilaksanakan suatu perayaan, Ibrahim mendatangi tempat pemujaan berhala. Tempat pemujaan tersebut terdapat banyak patung berhala dan sajian-sajian.

Ibrahim yang saat itu membawa kapak menghancurkan seluruh patung berhala  kecuali satu patung yang paling besar. Setelah patung berhala hancur, kapak yang dibawanya tadi diletakkan di patung yang paling besar. Setelah itu ia pergi ke sebuah gunung. Penyembah berhala pun terkejut ketika tuhan mereka sudah hancur.

Raja Namrud dan orang-orang di sana langsung menyalahkan Ibrahim namun ia mengelak dan mengatakan yang menghancurkan patung-patung tersebut ialah patung berhala yang paling besar. Patung yang sengaja disisakan oleh Ibrahim.

Ibrahim Dibakar

Setelah kejadian tersebut Namrud memerintahkan penduduknya penyembah berhala menggali lubang besar dan mengumpulkan kayu.  Tujuannya untuk membakar Ibrahim As dengan api yang sangat besar. Mereka meletakkan Ibrahim ke dalam lubang yang berisi kayu dan mengikat kedua tangan dan kakinya sehingga tidak bisa lepas. Api pun mulai menyala dan membesar sehingga orang pun tak bisa mendekatinya.

Namun Allah memerintahkan api untuk tidak menjadi panas dan tidak membakar Ibrahim. Setelah sekian lama Ibrahim pun keluar dari api dengan selamat tanpa terbakar. Bahkan dengan tubuh dan pakaiannya yang bersih. Padahal ia dibakar dengan api yang besar dan dalam durasi yang lama.

Hijrah dan Dikaruniai Anak

Karena penduduk di negerinya tidak bisa diajak menyembah Allah akhirnya Ibrahim hijrah ke beberapa kota. Ia pergi ke kota yang bernama Aur dan kemudian dilanjutkan ke kota yang bernama Haran. Selanjutnya ia pergi ke Palestina dan Mesir. Selama perjalanan tersebut ia terus berdakwah mengajak umat untuk bertobat dan menyembah Allah SWT.

Ibrahim pun semakin tua dengan rambut memutih namun ia tidak kunjung dikaruniai anak. Hingga akhirnya istrinya yaitu Sarah menikahkan Ibrahim dengan seorang perempuan bernama Siti Hajar. Ibrahim dan Hajar pun dikaruniai seorang anak yang bernama Ismail.

Setelah Ismail lahir, Ibrahim mengajak Hajar dan anaknya pergi ke suatu tempat. Namun tiba di suatu lembah yang kering, sunyi, dan tidak terdapat kehidupan, atas perintah Allah Ibrahim meninggalkan anak dan istrinya.

Setelah dua hari menunggu kedatangan Ibrahim, Ismail kehausan dan ASI dari Hajar telah kering. Takut dengan kondisi Ismail, Hajar pun pergi ke gunung Shafa dan Marwah untuk mencari air atau meminta pertolongan. Ia mondar mandir ke bukit tersebut sebanyak 7 kali lalu diakhiri memandang Ismail.

Allah menurunkan kuasanya dengan membuat Ismail yang menangis memukulkan tangannya ke tanah. Air pun keluar dari tempat Ismail memukulkan tangannya tersebut. Sumber lain mengisahkan bahwa Hajar berdoa kepada Allah lalu Allah memerintahkan air jernih keluar dari tanah yang kering di dekat kaki bayinya.

Oleh karena Hajar mondar mandir tujuh kali maka orang-orang yang berhaji berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Tempat air yang keluar dari tanah dikenal dengan sumur zam-zam yang airnya terus mengalir tiada henti sampai sekarang.

Ibrahim Menyembelih Ismail

Setelah Ismail dewasa, Ibrahim mendapatkan mimpi yang merupakan petunjuk dari Allah. Di Dalam mimpinya ia diperintah Allah untuk mengurbankan anaknya dengan cara disembelih. Lalu Ibrahim mendatangi Ismail untuk menanyakan pendapat atas perintah tersebut. Ismail langsung menyanggupi perintah Allah tersebut, ia bersedia disembelih.

Namun pada saat dilakukan proses penyembelihan Allah mengganti Ismail dengan seekor domba. Semenjak itu umat Islam diperintah untuk menyembelih seekor domba atau sejenisnya pada musim haji sebagai bentuk pengorbanan.

Betapa besar ketaatan Ibrahim kepada Allah karena sekian lama menunggu lahirnya seorang anak namun harus dikorbankan. Namun Allah menunjukkan kuasanya dengan mengganti Ismail.

Ibrahim dan Ismail Meninggikan Bangunan Ka,bah

Ketika Nabi Ismail berumur 30 tahun dan Siti Hajar berumur 90 tahun, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah untuk meninggikan bangunan ka’bah di Makkah. Dalam proses pembangunannya Ibrahim dibantu Ismail.  Nabi meninggikan bangunan ka’bah menjadi 7 hasta (pendapat lain 9 hasta), dengan panjang 30 hasta, dan lebar 22 hasta. Ka’bah dibangun menggunakan bahan bangunan dari lima gunung, yaitu gunung Thursina (gunung Sinai), Thurzita, Libnan, Judi, dan gunung Nur. Pada saat itu, Ka’bah belum memiliki atap.

Dikisahkan bentuk bangunan ka’bah yang kubus merupakan bentuk perlawanan Ibrahim melawan berhala. Baca selengkapnya di Ka’bah Sebagai Simbol Perlawanan Terhadap Berhala

Baca cerita lengkap nabi berikutnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.