Pumpunan – Sastra adalah hasil karya manusia yang menceritakan mengenai kehidupan manusia dan memiliki makna serta berguna yang disampaikan melalui bahasa. Pengertian tersebut diambil dari pendapat Plato, Sapardi Djoko Damono, Mursal Esten, dan Taum.
Menurut Plato, sastra merupakan hasil tiruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Lalu, Sapardi Djoko Damono (1979), sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium penyampaiannya.
Baca Juga; Hakikat Novel sebagai Karya Sastra
Sedangkan menurut Mursal Esten (1978), sastra merupakan pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai bentuk perwujudan (manifestasi) dari kehidupan manusia dan masyarakat. Serta menurut Taum (1997), sastra adalah bentuk karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif dan menggunakan bahasa yang indah serta keberadaannya dapat berguna untuk hal-hal lain.
Secara etimologis atau menurut asal kata kesusastraan berarti karangan yang indah sedangkan kata sastra (literature) berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tulisan karangan.
Namun saat ini pengertian kesusastraan tidak sekadar karangan yang indah dengan bahasa yang beralun-alun dan penuh berirama. Saat ini kesusastraan harus secara keseluruhan mulai dari tema amanat dan strukturnya.
Ada beberapa nilai yang harus dimiliki sebuah cipta sastra mulai dari estetika, moral, dan konsepsional yang ketiganya itu tidak dapat dipisahkan. Estetika adalah sesuatu yang memiliki nilai-nilai moral dan tidak ada keindahan tanpa moral. Sedangkan moral itu sendiri yaitu nilai yang berpangkal dari nilai-nilai tentang kemanusiaan tentang baik dan buruk yang universal. Semua nilai itu dirangkum yang bersifat konsepsional
Nilai-nilai estetika tidak saja dapat dijumpai dalam bentuk struktur namun juga isi yang berupa tema dan amanatnya. Sedangkan nilai moral dapat dilihat dari apa yang akan diungkapkan dalam sebuah cipta sastra dan bagaimana pengungkapannya. Nilai konsepsi terlihat dalam pandangan penciptanya secara keseluruhan terhadap masalah yang diungkapkan dalam karya sastra.
Sebuah karya sastra dalam proses cipta sastra bersumber dari kehidupan kenyataan masyarakat. Namun keberadaannya lebih dari itu karena karya sastra berupa penafsiran tentang alam dan kehidupan berdasarkan pemahaman dari penciptanya. Hal tersebut karena dalam sebuah karya sastra menceritakan masalah kemanusiaan dan makna hidup dan kehidupan.
Baca juga: Tips Dapatkan Tiket Pesawat Murah
Sastra dan Studi Sastra
Ruang lingkup sastra adalah kreativitas penciptaan yang berfokus pada kreativitas sedangkan pertanggungjawaban sastra adalah estetika. Karena ruang lingkup sastra adalah kreativitas penciptaan maka karya sastra berupa puisi, drama, novel dan cerpen adalah sastra.
Ruang lingkup studi sastra (literary study/literary studies) adalah ilmu dengan sastra sebagai objeknya, sehingga fokusnya ialah ilmu. pertanggungjawaban studi sastra ialah logika ilmiah sehingga dalam kritik sastra dilakukan dengan benar atau tidak asal-asalan agar dapat dipertanggungjawabkan.
Kritik sastra juga merupakan kreativitas dalam menanggapi karya sastra dan masalah kreativitas penciptaannya. Oleh sebab itu kritik sastra dalam bentuk esai juga merupakan sastra. Selama logika dalam kritik sastra itu memenuhi kriteria logika dalam arti yang sebenarnya maka kritik sastra boleh hanya akal sehat.
Baca Juga: Daftar Artikel Sastra
Referensi:
- Buku Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah Karya Mursal esten via I-Perpusnas
- Buku Pengantar Teori Sastra Karya Budi Darma via kemendikbud.go.id